Sebagai pemilik brand, research adalah sebuah bentuk komunikasi berkelanjutan dengan pasar yang membantu kita menemukan daya saing secara objektif. Singkatnya, brand research berperan penting untuk membuat keputusan bisnis.

 Pernah mendengar cerita tentang tragedi brand research Kodak?

Selama hampir 100 tahun, Kodak dikenal sebagai the giant dalam industri fotografi dunia. Di puncak kejayaannya, sekitar tahun 70 – 80an, Kodak memiliki hingga 120,000 pegawai. Masifnya Kodak membuat mereka memutuskan untuk melakukan brand market research di penghujung tahun 80an. Riset ini menunjukkan digital photography akan menjadi the next big thing di seluruh dunia. Sayangnya, Kodak tidak menganggap penting hasil riset dan memutuskan untuk mempertahankan investasi mereka di kertas dan bahan kimia untuk tipe -analog. Dan, seperti yang sudah bisa kita duga, Kodak mengalami kejatuhan luar biasa di era digital saat melawan Fujifilm, Canon, dan Nikon. Kodak gagal mempertahankan lebih dari USD 1,76 miliar dan 100,000 pekerjanya.

“Tapi ‘kan analog photography sudah terkenal lagi. Makin banyak kok yang menggunakan”.

Pernyataan ini memang benar adanya, tapi pertumbuhan analog tetap tidak bisa ditanggapi Kodak dengan baik karena kurangnya jumlah pekerja. Kodak juga belum bisa mengejar angka produksi yang dibutuhkan, membuat mereka harus menaikkan harga film hingga 17% di awal 2023 lalu. Beruntungnya, Kodak masih dianggap salah satu yang terbaik di fotografi analog sehingga pasar masih tetap loyal. Kodak sendiri juga berusaha merangkul pasar baru lewat membuat lini produk dengan harga terjangkau. Harapannya, keputusan mereka ini bisa berdampak positif terhadap bisnis Kodak di masa depan, yang sejatinya baru akan bisa prediksi dengan sekali lagi melakukan brand market research. Kali ini, semoga Kodak bisa mengambil keputusan yang benar dari hasil riset.

 Berbicara tentang brand research sendiri, ada banyak jenis yang bisa dilakukan menyesuaikan kondisi brand kita, seperti; brand awareness, brand association, brand perception, brand equity, brand loyalty, brand preference, dan lain-lain. Namun dasar dari semua riset ini selalu membicarakan tentang 2 hal:

  1.       THE MARKET

SIAPA mereka, DI MANA & KAPAN mereka berada, APA yang mereka cari, MENGAPA mereka menginginkannya, BAGAIMANA mereka menginginkannya.

  1.       THE COMPETITOR

Apa saja yang sudah mereka lakukan, bagaimana hasilnya, dan bagaimana cara kita mengembangkan hasil riset ini untuk keperluan brand kita. 

Semua tipe riset setidaknya membutuhkan survei, focus group discussion, dan digital listening untuk hasil yang lebih lengkap dan mendalam. Umumnya, riset akan diawali dengan pertanyaan yang mengulik:

  1. Apakah pernah mengetahui produk yang ditawarkan
  2. Brand apa yang pertama kali terpikir ketika ditanya tentang produk yang ditawarkan
  3. Apakah pernah menggunakan / membeli produk yang ditawarkan
  4. Bagaimana feedback mengenai produk yang ditawarkan
  5. Bagaimana pengalaman terakhir saat menggunakan produk dari brand kita

Setelah itu, riset akan membahas lebih lanjut persepsi pasar, termasuk ekspektasi mereka untuk kedepannya. Dengan segala kerepotan yang bisa dibayangkan dari proses ini, tidak ada brand yang kebal dari kesalahan dalam melakukan brand research. Karena itulah dibutuhkan researcher yang tepat dan berpengalaman. 

Frasa Agency telah berpengalaman selama ___ tahun membantu beragam brand melalui Brand Insight – sebuah jasa yang kami kembangkan untuk fokus mendapatkan feedback dari pasar & kompetitor. Hasil riset kami sudah banyak membantu brand dalam proses launching maupun langkah – langkah bisnis krusial lainnya.

Diskusikan lebih lanjut peluang baru untuk brand-mu bersama Frasa Agency. Hubungi kami di +62 878-5134-2695 (WhatsApp).