Influencer Marketing masih relevan ngga sih di tahun 2022?
Menurut IPA (Institute of Practitioners in Advertising) ada penurunan sebanyak 20% di seluruh periklanan. Tapi, Influencer Marketing mengalami peningkatan sebanyak 46%.
Saatnya membuat strategi influencer marketing yang lebih efektif untuk brandmu.
1. Know your goals & influencer
Apa goalmu dengan menggandeng influencers? Reach, engagement atau conversion?
Goalmu mempengaruhi pemilihan influencer yang tepat untuk brandmu.
Semakin banyak followers, semakin besar reach yang bisa kamu dapatkan. Tetapi, biasanya engagement rate nya juga semakin sedikit.
Mega influencer juga populer dan punya banyak audience di berbagai social media seperti YouTube, Instagram, dan Twitter. Kepopuleran mereka ini efektif buat naikin awareness brand kamu.
Kalau kamu mau naikin interest brand, mid-tier influencer jadi influencer yang pas. Ngga seperti mega influencer yang banyak berkolaborasi dengan banyak brand, mid-tier influencer ini biasanya fokus pada satu bidang saja. Misalnya Kesehatan atau kecantikan. Mereka bisa dibilang “duta” pada satu bidang tertentu, sehingga brand kamu terlihat sebagai trusted brand.
Micro influencer punya lebih sedikit followers dari mid-tier influencer, tapi mereka punya komitmen pada satu bidang atau brand. Followers micro influencer ini suka engage dengan konten mereka, bahkan meskipun itu konten sponsor. Karena itu mreka cocok buat menyampaikan marketing message brand kamu.
Nano influencer punya followers paling sedikit dibanding yang lain. Tapi mereka dianggap sebagai “orang biasa”. Ini membuat konsumen atau audience lebih merasa relate sama mereka. Kalau kamu baru mulai bisnis, kamu bisa pakai jasa nano influencer. Nano influencer penggemar berat merek yang mereka sukai dan menawarkan authenticity konten. Ini membuat sasaran marketing lebih tepat sasaran.
2. Go Beyond Posting Picture
Ada beberapa bentuk kolaborasi dengan brand dan influencers yang bisa di-explore lebih selain sekali posting. Pertama, bisa coba review bulanan. Metode seperti ini efektif untuk produk yang butuh edukasi lebih untuk calon customers.
Kedua, bisa menggunakan voucher code. Customer akan mendapatkan diskon jika menggunakan kode spesial influencers. Banyak brand yang menggunakan metode ini untuk mengukur efektifitas kolaborasi ke penjualan.
Ketiga, launching collaboration collection antara brand & influencer. Contoh: Avoskin x Paola Serena atau Posu X Molita Lin. Kolaborasi seperti ini memang lebih kompleks tapi lebih menarik untuk audience influencers tersebut.
Nah, kira – kira siapa influencer yang sesuai dengan goalsmu dan kolaborasi seperti apa yang cocok?